PENDEKATAN
KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
Untuk
memenuhi kebutuhan
Dasar manusia
Program
studi Keperawatan S1
UNIVERSITAS
KADIRI
KEDIRI
2012
Oleh
: suharis
group
Konsep Teori Keperawatan
Transkultural Leininger
Keperawatan transcultural merupakan
salah
satu area utama dalam
keperawatan yang berfokus pada komparatif dan analisis tentang budaya dan
sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanankeperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang
sehat-sakit, sertapola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiahdan
humanistic guna member tempat praktik keperawatan pada buday atertentu dan
budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transcultural ini
menekankan pentingnya perawat dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya
klien, baiki ndividu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya
culture shock maupun culture imposition. Culture shock terjadi
saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan
kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman,
gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan.
Sedangkanculture imposition adalah kecenderungan
tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,
memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan dan kebiasaan/perilaku yang
dimilikinya kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain.
Leininger menggambarkan teori keperawatan transcultural matahariterbit, sehingga
disebut
juga
sebagai
sunrise model.
Model matahariterbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan dalam
transcultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu
harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan budaya serta struktur social yang
berkembang di berbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam lingkup
yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur social tersebut menurut Leininger
dipengaruhi oleh tujuh factor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup,
factor social dan kekebaratan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hokum
ekonomi, dan pendidikan.
Factor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan,
situasi, atau pengalaman yang memberiarti bagi perilaku manusia, interpretasi,
dan interaksi social dalam tekanan fisik,
ekologi, social-politik, dan/ataustruktur kebudayaan. Termasuk di dalamnya adalah
etno histori atau riwayat kebudayaan yang mengacu pada kebutuhan fakta pada masa
lampau, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan, serta sutuinstitusi
yang di fokuskan pada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup
manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun
pendek.
Konsep
Etnik dan Budaya
Etnik
Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki
oleh keloompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan
individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkan ke
generasi berikutnya (handerson & primeaux, 1981). Etnik berbeda dengan
ras.ras adalah system pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik
tubuh,pigmentasi,bentuk tubuh, bulu pada wajah, dan bentuk kepala.ada tiga
jenis ras yang umum nya dikenal yaitu kaukasoid, negroid, dan mongoloid.
Istilah atau terminology yang sering digunakan dalam
konsep etnik dan budaya adalah kelompok domianan dan kelompok
minoritas.kelompok dominan adalah sekelompok komunitas yang memiliki otoritas
karena mereka sebagai pengawal,yaitu mengendalikan system nilai dan member
ganjaran pada masyarakat.kelompok minoritas adalah sekelompok orang yang
mempunyai fisik atau karakteristik budaya yang berbeda dengan masyarakat
setempat sehingga mengalami perbedaan perlakuan(kozier & erb,1995 ).proses
asimilasi budaya atau akulturasi yaitu suatu proses saling mengisi antar budaya
yang berinteraksi.
Budaya
Budaya adalah keyakinan daan perilaku yang diturunkan
atau diajarkan manusia kepada generasi
berikutnya (taylor 1989) budaya merupakan sebuah rencana untuk melakukan
kegiatan tertentu (leininger 1991 ).menurut pengertian di atas budaya adalah nilai-nialan
dan norma yang diyakini perawat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Menurut budaya leninger (1978 ; 1984 ) karakteristik
budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah penglaman yang
bersifat universal sehingga taka ada dua budaya yang sama persis;(2) budaya
bersifat stabil,tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan pada
generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan ; dan (3) budaya diisi dan
ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.
Budaya menurut leininger (1991) ada dua jenis yaitu, budaya
yang diturunkan oleh orang tuanya disebut etno caring dan budaya yang
dipelajari melalui kegiaqtan formal disebut professional caring.perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang dirawat
memiliki budaya professional caring ,yang dipelajari selama mengikuti
pendidikan keperawatan.profesional caring yang dimiliki oleh perawat antara
lain melakukan asuahan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.proses
keperawatan merupakan salah satu bentuk budaya perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada klien yang dirawat di rumah sakit.di sisi lain, perawat
memiliki budaya etnocaring yang diperoleh selama berinteraksi dengan
keluarganya sendiri atu rumpun etniknya.
Konsep
Dasar Keperawatan
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan ,didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.perawat meyakini bahwa setiap
individu merupakan makluh yang holistic dan unik.perawat menggunakan dirinya
sendiri secara teraupetik untuk memberikan stimulus yang konstruktif kepada
klien dalam pelayanan keperawatan.Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang
diberikan kepada klien karena adanya kelemahan fisik dan mental,keterbatasan
pengetahuan,serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit,penyembuhan,pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan,dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama/dasar sesuai
dengan wewenang,tanggung jawab,dan etika profesi keperawatan yang memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehata dan produktif
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai
tatanan pelayana kkesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan,pedoman,standart keperawatan,serta landasan etika dan etiket
keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.Asuhan
keperawaatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien,diberikan
sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan dan dikelola secara
professional dalam konteks kebutuhan asuahan keperawatan.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
professional melalui kerjasama dalam bentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan aasuhan keperawatan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawab.praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan
professional menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokohdari
berbagai ilmu dasar seperti biologi,fisika ,biomedika,perilaku dan sosial.
Konsep
Keperawatan Transkultural
Pengertian
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan
keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang
perbedaan budaya (Leininger ,1978 ).keperawatan transkultural adalah ilmu dan
kiat yang humanis ,yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok ,serta
proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku
sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya ( Leininger
,1984 ).pelayanan keperawatan traskultural diberikan kepada klien sesuai dengan
latar belakang budayanya.
Tujuan
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal (Leininger, 1978 ).kultur
yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang tidak
dimiliki oleh kelompok lain.kultur yang universal adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kultur (Leininger,
1978 ).
Dalam praktik keperawatan yang bersifat humanis ,perawat
perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan berdarkan
budaya.keberhasilan seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
bergantung pada kemampuan menyitesis konsep antropologi ,sosiologi ,dan biologi
dengan konsep caring,proses keperawatan, dan komunikasi interpersonal ke dalam
konsep asuahan keperawatan transkultural ( Andrew & Boyle ,1995 ).budaya
yang telah menjafi kebiasaan tersebut diterapakan dalam asuhan keperawatan
transkultural ,melalui tiga strategi utama intervensi,yaitu mempertahankan
,menegosiasi ,dan merekonstruksi budaya.
Paradigma
Keperawatan Transkultural
Paradigm keperawatan transkultural adalah cara pandang
,persepsi,keyakinan, nilai-nilai , dan konsep-konsep dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap konsep sentral,
yaitu manusia ,keperawatan , kesehatan , dan lingkungan ( Leininger ,1984
,Andrew & Boyle ,1995 & Barnim , 1998 ).
Manusia
Manusia adalah
individu atau kelompok yang memiliki nilai-nolai dan norma-norma yang diyakini
berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan ( Leininger 1984 dalam barnum ,1998; Giger & Davidhizar,
1995 dan Andrew & boyle ,1995 ).menurut leininger ( 1984 ),manusia
mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan budayanya setiap saat dan dimana
saja dia berada.
Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya
baru ,yaitu budaya rumah sakit ,selain membawa budayanya sendiri.Klien secara
aktif memilih budaya dari lingkungan ,termasuk dari perawat dan semua
pengunjung di rumah sakit.klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih
dan segera pulang ke rumah untuk memulai aktivitas hidup yang lebih sehat.
Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktivitas yang dimiliki
klien dalm mengisi kehidupanya ,yang terletak pada rentang sehat sakit
(Leininger , 1978 ).Kesehatan merupakan suatu keyakinan ,nilai ,pola kegiatan
yang dalam konteks budaya digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat ,yang dapat diamati dalam aktivitas sehari-hari ( Andrew &
Boyle ,1995 ).Kesehatan menjadi focus dalam interaksi antara perawat dank lien.
Menurut Depkes (1999 ) ,sehat adalah keadaan yang memungkinkan
seorang produktif.Klien yang sehat adalah yang sejahtera dan seimbang secara
berlanjut dan produktif.Produktif bermakna dapat menumbuhkan dan mengembangkan
kualitas hidup secara optimal.Klien memiliki kesempatan yang lebih luas untuk
memfungsikan diri sebaik mungkin di tempat ia berada.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama ,yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Leininger
,1978 ).Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
klien memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya. Untuk
memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya, klien harus
mempelajari lingkunganya.Sehat yang akan dicapai adalah kesehatan yang holistic
dan humanistic karena melibatkan peran serta klien yang lebih dominan.
Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan ,keyakina,dan perilaku klien.Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehiduapan klien dan budayanya.Ada tiga bentuk lingkungan yaitu
lingkungan fisik ,sosial, dan simbolik (Andrew & Boyle ,1995 ).Ketiga
bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya
tertentu.
Lingkungan fisik addlah lingkungan alam atau lingkungan
yang diciptakan oleh manusia , seperti daerah khatulistiwa, pegunungan ,
pemukiman padat , dan iklim tropis ( Andrew & boyle, 1995 ). Lingkungan
fisik dapat membentuk budaya tertentu, misalnya bentuk rumah di daerah panas
yang mempunyai banyak lubang , berbeda dengan bentuk rumah orang Eskimo yang
hampir tertutup rapat ( Andrew & Boyle ,1995 ).Daerah pedesaan atau
perkotaan dapat menimbulkan pola penyakit tertentu, seperti infeksi saluran
pernafasan akut pada balita di Indonesia lebih tinggi di daerah perkotaan (
Depkes ,1999 ).Bring ( 1984 dalam Kozier &Erb ,1995 ) menyatakan bahwa
respon klien terhadap lingkungan baru, misalnya rumah sakit dipengaruhi oleh
nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini klien.
Semua
faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan mempengaruhi pola/cara praktik keperawatan.
Semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan
holistik, penyembuhan penyakit,dan persiapan kematian.oleh karena itu harus
dikaji perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebab
masing-masing faktor mempengaruhi terhadap ekspresi,pola,praktik
keperawatan.Dengan demikian faktor tersebut besar kontribusinya terhadap
pencapaian kesehatan secara holistik.Dari faktor tersebut masuk kedalam level
pertama yaitu tahap pengkajian.
Peran perawat pada transcultural
nursing theory adalah sebagai
jembatan antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan
perawatan profesional melalui asuhan keperawatan .oleh karena itu perawat harus
mampu membuat keputusan dan rencana tindakan yang akan diberikan kepada
masyarakat.
Dalam tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien
harus memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan yaitu :
1.
Culture
care preservation / maintenace yaitu prinsip
membantumemfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya untuk membantu
individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2.
Culture
care accommodation/negotation yaitu prinsip
membantumemfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya,yang merefleksikan
cara beradaptasi bernegoisasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya
hidup individu atau klien.
3.
Culture
care reparrtening/restructuring yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah
desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien
menjadi lebih baik.
Hasil
akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture
congruent nursing care health and well being yaitu asuhan keperawatan yang
kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta
cara-cara yang bermakna untuk mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi
masyarakat.
Keperawatan
Keperawatan
adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan landasan budaya(andrew
& boyle,1995).
Pelayanan
kesehatan didasarkan pada kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Negoisasi
budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan untuk membantu klien
beraaptasi terhadap budaya yang lebih menguntungkan kesehatanya.
Pengkajian
Adalah suatu
proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
latar belakang budayanya.(andrew & boyle, 1995 ; giger &
davidhizar, 1995 ; kozier & erb, 1995).
Ada tujuh komponen dimensi budaya dan struktur
sosial yang saling berinteraksi,yaitu :
1. Pemanfaatan
teknologi kesehatan
2. Agama
dan filosofi
3. Keluarga
dan sosial
4. Nilai
budaya dan gaya hidup
5. Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku
6. Status
ekonomi
7. Latar
belakang pendidikan klien
Diagnosis
keperawatan
Respon
klien sesuai latar belakang budaya yang dapat diubah dan dibenarkan jika itu
tidak menyimpang.
Perencanaan
dan Implementasi
Suatu proses memilih strategi keperawatan yang tepat dan
melaksanakan sesuai tindakan dengan latar belakang budaya pasien.Ada tiga penawaran sebagai strategi pedoman yaitu
mempertahankan budaya bila pasien tidak bertentangan dengan kesehatan
,negosiasi budaya yaitu intervensi keperawatan untuk membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatanya ,dan
restrukturisasi budaya klien karena budaya yang dimiliki saat ini betentangan
dengan kesehatannya.Dengan perencanaan dan implementasi yang matang diharapkan
hubungan perawat-klien yang bersifat teraupetik akan menciptakan kepuaasan
klien dan membangkitkan energy kesembuhan (McClosec & Grace ,2001 )
Evaluasi
Suatu metode dan
ketrampilan untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
memberikan pelayanan sesuai keinginan individu(posovac,1980 dalam sahar,1998).dalam asuhan keperawatan
transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien dalam mempertahankan budaya
yang sesuai dengan kesehatan,negosiasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan , dan
restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
Kompetensi Budaya
Adalah
seperangkat perilaku ,sikap, dan kebijaksanaan yang bersifat saling melengkapi
dalam satu system kehidupan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara
efektif dalam satu kerangka yang saling berhubungan antar budaya di dunia
(Cross ,T.et al, 1998 ).
Komunikasi Lintas Budaya
Merupakan
komunikasi lintas budaya yang dapat dimulai melalui proses diskusi, dan bila
perlu dapat dilakukan melalui identifikasi cara orang berkomunikasi dari
berbagai budaya di Indonesia.
Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam komunikasi lintas budaya dapat menjadi perhatian
khusus.Ini merupakan sebagai cirri khas dari setiap orang menurut bahasa yang
digunakan dengan perhatian pola kata tertentu.
MITOS
Mitos
Memakan Makanan Dari Sesaji Untuk Ritual Tertentu Di Masyarakat
Fakta Di Lapangan :
Masih banyak ditemukan dan bahkan di lapangan khususnya
masyarakat pedesaan masih mempercayainya. Kegiatan ini sudah ada sejak zaman
nenek moyang yang terdahulu. Tempat yang mereka pakai dahulunya terletak pada
daerah yang dimana disitu merupakan bagian terpenting akan terkabulnya kenginan
mereka. Intinya kegiatan yang dilakukan ini bisa merupakan wujud ungkapan rasa
syukur,penghormatan maupun bentuk rasa berbagi dengan sesame yang ditujukan
untuk Tuhan.Memakan makanan yang berasal dari sesaji tersebut merupakan bentuk
rasa penghormatan pada yang Kuasa dan juga bisa mendoakan akan apa yang kita
inginkan.
Teori
Dilihat dari bentuk yang dihidangakn berupa
nasi,sayur-sayuran,ayam,dll.yang menjdai inti permasalahannya adalah pembagian
ayamnya dari yang masih utuh menjadi bagian kecil-kecil,bila orang yang
membagikan tidak tahu akan makna bersih maka akan terabaikan kebersihan dari
kuman ayam tersebut.Selain itu ada juga bagaimana proses memasaknya untuk ayam
tersebut,terkadang ayam ada bagian yang belum mencapai tingkat kematangan dan
itu akan berpengaruh pada proses pencernaan dan keamanan mengkonsumsi makanan
tersebut. Kandungan daging ayam sesungguhnya banyak mengandung protein dan
nutrisi nutrisi lain didalamnya yang berguna untuk keperluan
tubuh.Sayur-sayuran juga diperlukan tubuh untuk proses pencernaan seperti bayam
yang banyak mengandung serat berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme.
Opini
Kepercayaan yang timbul sejak zaman dahulu sudah sangat
melekat dan kental akan budaya yang tiap tahun diadakan akan sulit dihilangkan
karena akan menjadi cirri khas pada daerah itu.Mereka beranggapan barang siapa
menghilangkan budaya ini dampaknya sangat bervariasi, bisa dikucilkan
masyarakat karena dianggap tidak menghargai para pendahulunya, dan yang paling
fatal bisa diusir dari lingkungan.
Mitos
Tentang Sirkumsisi Dilihat Dari Segi Agama Islam
Fakta Di Lapangan
Sekarang ini dilhat dari kesadaran masyarakat tentang
kesehatan sudah sangat berkembang.Banyak anak kecil yang sudah lulus tingkat
sekolah dasar maupun yang masih menempuhnya sudah dilakukan khitan atau
sirkumsisi.Faktor yang mempengaruhi keinginan untuk dikhitan biasnya berasal
dari anak itu sendiri malu pada teman-teamanya maupun dari orang tua yang
mendesak untuk dilakukanya khitan.Di daerah sudah ada alat yang mumpuni untuk
melakukan proses sirkumsisi secara modern.Agenda yang dilakukan institusi
kesehatan biasanya yang sering kita dengar Khitanan masal dan ini sangat
membantu bagi keluarga yang tidak mampu untuk mengkhitankan anaknya.
Teori
Dari segi agama islam sangat dianjurkan untuk diilakukan
sirkumsisi atau khitan dengan tujuan memberikan kesehatan pada umatnya.Ini
merupakan tanda sudah baligh bila sudah di khitan atau sirkumsisi. Dahulunya
untuk melakukan khitan atau sirkumsisi masih sangat sederhana dan masih
menggunakan metode yang classic.Untuk penyembuhanya sendiri bisa berbulan
setelah dilakukan sirkumsisi atau khitan.Obat yang digunakan masih sangat
terbatas selain itu di daerah desa juga sangat terbatas petugas
kesehatanya.Tapi sekarang dengan kemajuan tekhnologi diharapkan bisa terlaksana
proses sirkumsi yang lebih maju dan mencapai tingkat kesejahteraan
masyarakat.Sirkumsisi atau khitan adalah memotong sebagian dari alat kelamin
dari pria untuk menjaga kebersihan dari alat kelamin pria.Ini bisa dibuktikan
dengan urin yang keluar bila belum khitan atau sirkumsisi akan sebagian
tertinggal,selanjutnya akan mengendap dan bahayanya bila terjdai hhubungan
intim akan membahayakan bagi si wanita karena sperma yang keluaar bersama
dengan endapan tadi akan memyebabkan kanker rahim.
Opini
Dilakukan khitan atau sirkumsisi dapat mempercepat proses
pendewasaan dari postur tubuh biasanya dengan tanda jakun yang membesar,suara
yang terlihat besar, dan tentunya bertambahnya tinggi dan berat badan.Setelah
dikhitan akan merasa lega karena sudah melaksanakan tugas dari rosul.untuk
syarat sahnya sholat salah satunya juga sirkumsisi atau khitan ini bila kita
sebagai imam.
Mitos
Ibu Hamil
Fakta Di Lapangan
Ibu hamil itu boleh makan pisang, nanas, mentimun itu kan bisa menyebabkan
keputihanbahkan masyarakat sekitar saya berpendapat bahwa nanas bisa
menyebabkan keguguran,apakah semua itu benar?????
Sewaktu
ibu hamil,jika suami memotong ayam, apakah anak yang akan lahir cacat? Fakta dari mitos diatas tidak akan terjadi kecacatan pada bayi yang
dilahirkan,jika bayi yang lahir cacat bukan dari mitos tersebut,kerena cacat
itu bisa dari faktor kelainan genetiknya.
Teori
Jadi mengkonsumsi pisang , nanas, mentimun justru disarankann karena kaya
akan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan
melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan. Untuk kehamilan itu untuk
memenuhi nutrisi untuk menjaga perkembangan janin menjadi baik.
Kehamilan seseorang tidak bisa ditentukan dengan kelahiran yang normal
maupun tidak,tapi secara medis untuk kelahiran yang tak normal banyak berbagai
faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kelainan gen pembawa dari ayah
maupun ibu ini sangat berpengaruh bagi kelahirannya.
Opini
Ibu hamil rentan akan masalah yang
bisa ditimbulkan.Sebisa mungkin perhanan akan kondisi sehat sangat kuat dengan
dukungan keluarga,suami dan teman-taman.budaya di mana dia tinggal sangatlah
berpengaruh bagi perkembangan kehamilannya.keyakinan inilah yang dipegang untuk
menjaga,merawat, melindungi kehamilan si ibu.Nilai-nilai,norma,adat masih
dipegang kuat.
Menurut pendapat kami tentang mitos diatas tersebut itu hanya keyakinan
seseorang atau kelompok,karena belum tentu setiap desa atau kota menpunyai
mitos yang sama.karena belum tentu mitos itu akan jadi kenyataan,memang
kadang-kadang ada ibu hamil anaknya lahir dalam kondisi tidak normal(cacat),
misalnya makan buah yang menjadi pantangan ibu hamil anaknya lahir cacat itu
hanya bertepatan saja,dibalik semua itu mungkin ada kelainan pada saat bayi
masih dalam kandungan.